Minggu, 24 Februari 2008

Sang Pangeran Ku

Zyco…..Sang Pangeranku.

Oleh jufri said

Pagi ini begitu cerah, Hari di mana aku udah berjanji selama lima tahun dengan Zyco, Untuk bertemu di di sebuah pohon yang kami janjikan bersama.
Gak salah lagi dia adalah Pangeran yang aku tunggu dengan segala kelebihannya sebagai seorang cowok.
Kadang aku nggak nyangka bisa berjanji setulus ini, ada beberapa keraguan yang terus hinggap di kepalaku.

Apa Zyco akan menepati janjinya untuk bertemu sesuai kesepakatan lima tahun lalu itu?
“Ni..bangun hei…kok malah melamun di jendela…..Itu udah ibu buatin teh dan ada lontong medan sana cuci muka dulu…” ujar Bunda begitu semangat.
Sambil minum teh fikiranku menerawang ke lima tahun lalu di mana Zyco menantangku untuk berjanji bakal ketemu di sebuah pohon yang ada di ujung komplek Setia budi dimana kami tinggal dan selama itu kami tidak akan saling bertukar informasi.
Di raut wajahnya waktu itu aku masih melihat sebuah kejujuran dan pembuktian diri akan sebuah masa depan yang sukses.
Balik ke masa lalu mengingat aku akan seorang Erni yang tomboy dan gimana gitu, Aku gak tau kenapa saat itu aku begitu tomboy selain panjat pohon dan atap rumah tetangga aku juga hobi maen bola bareng Zyco.

Di komplek ini ada beberapa anak yang mencuri perhatianku tapi hanya Zyco yang menjadi sahabat baikku, Gak tau ini anak selalu mengkritik seluruh penampilanku yang rada tomboy termasuk hobiku yang suka berantam kalo udah kalah taruhan bola, Bayangkan bogem mentahku kalo ada anggota yang nggak mau bayar taruhan. Sementara Zyco slalu menjadi penengah di antara semuanya.
Matanya yang indah dan rambutnya yang hitam serta badannya yang tinggi membuat ku sering menatapnya penuh keyakinan.

“Tuh kan termenung …lagi…”ujar Bunda menggoda ku.
Ku bawa lontong yang ada di meja makan ke dalam kamar ku supaya aku bebas berfikir tentang janji hari ini.
Bunda cuman keheranan melihat tingkahku.


“Ni…aku jebol di UGM…dan akan berangkat seminggu lagi…”ujar Zyco waktu itu.
“Gak apa - apa …aku Lulus di UNAND Padang tuh..”tukas ku pada Zyco
Gak tau sapa yang memulai, Dari sorotan mata nya nih anak kok cengeng banget mau berpisah aja pake acara nangis.
“Maukah Ni berjanji padaku….bahwa selama lima tahun ini kita tak usah saling memberi kabar dan akan bertemu di sini, dipohon ini…..”Tanya Zyco sambil matanya berkaca kaca.
“Segitunya kamu berjanji…ok lah…”jawabku sambil memegang tangannya dan membalas tatapan matanya yang indah itu.
“aku ingin melihat Erni yang cantik dan Feminim…….Smoga berubah..”Tanya nya lagi.
Aku hanya bisa mengangguk merasa itu nggak mungkin terjadi.
Sambil melambai tangan perpisahanku.


Setahun dua tahun ,fikiranku terus menerawang akan sosok Zyco yang baru, seiring waktu aku pun berubah menjadi cewek yang Feminim nggak ada lagi sepatu kets dan baju oblong tapi yang ada sepatu tumit tinggi.
Aku pun kian berubah setelah beberapa jilbab manis dan rangkaiannya menutupi rambutku yang indah.
Di balik badanku yang kurus dan tinggi terselip sebuah keimanan yang hakiki itu yang membuatku untuk terus menapaki akan sebuah nama yaitu Zyco.
Akan kah dia ada untukku?
Smoga itu terjadi.

Siang ini, Aku udah bersiap siap untuk ketemu Zyko di sebuah pohon di pintu gerbang Komplek rumahku
Dengan jilbab manisku dan baju muslimahku, Aku kelihatan elegan, Sambil berkaca aku yakin dia Pangeranku akan terkejut melihat seluruh penampilanku.
Setelah minta izin ama Bunda, Aku berangkat menuju tempat yang udah kami sepakati
Aku sempat melewati lapangan bola dimana aku pernah hadir sebagai pemainnya lima tahun yang lalu, Senyum simpulku terus hadir di bibir ini mengingat masa lalu yang begitu indah. Bagaimana dengan Zyco? Ada keraguan kalau dia tidak menepati janjinya.
Aku pun hanya bisa menunggu satu jam kalo seandainya dia tidak datang dan aku akan datang ke rumahnya untuk sebuah silaturrahmi, bener nggak…

Akhirnya aku sampai di pohon ini, lima menit telah berlalu tapi yang di tunggu juga belum hadir.
Aku hanya menemukan seorang cowok kurus, Kayaknya yang jual rokok di sekitar sini karena tempat ini telah berubah menjadi padat dan di penuhi kedai kedai kecil alakadarnya.
Tiga puluh menit juga berlalu, aku hanya terbengong, Tapi aku yakin Pangeranku nggak akan melupakan janjinya
Gak ada salahnya kalo dia tak datang dan aku ke rumahnya walau sekedar bersilaturrahmi, gampang kan nggak mesti repot.
Kira kira hampir satu jam menunggu aku menanyakan pukul berapa saat ini kepada pemuda kurus kayaknya jualan rokoknya nggak laku laku.
“Bang jam berapa yah sekarang ..? Tanya ku lirih pada abang yang ada di sekitarku itu.
“Jam tiga siang mbak…”jawabnya sambil melirik jam tangan yang melingkar di tangannya.tapi ada yang aneh dengan cowok kurus ini, mata nya …….aku seperti mengenal mata itu lima tahun yang lalu….TiiiDAAAKKkkk


“Dia emang positif hiv kak…..” jawab Aisyah tertunduk sedih. Aisyah adiknya Zyco.
Hingga kini air mataku masih terasa mengalir perih dan tak sanggup tuk menghentikannya.
Aku nggak bisa terima, Pangeran yang ku cinta dan kupuja harus berakhir begini.
Zyco ternyata makin kurus di sebabkan narkoba, Di balik matanya yang indah terpancar pengharapan untuk bangkit.
Aku tak mampu menatap mata nya. waktu itu yang ku ingat aku hanya berlari dan berlari meninggalkan semua kenyataan yang nggak mungkin terjadi ini.
Ternyata Zyco udah lama memperhatikan diriku yang berdiri, Karna tak ingin melihatku terkejut dan menangis, Zyco hanya menatapku dari jauh.
Setahun yang lalu ternyata Zyco telah terinfeksi, karna kurangnya perhatian dari orang tuanya serta tidak mampu menghdapai kemajuan dan kebebasan berekspresi.
Orang tuanya hanya bisa pasrah dan mencoba untuk sama sama membantu agar usianya lebih panjang lagi.
Aku bersyukur kalau Pangeranku telah menerima informasi yang baik dan benar serta pengobatannya di salah satu LSM di Medan.
Tiga hari telah berlalu, Hatiku maih tak mampu menerima seorang Pangeran yang sakit dan tak mampu berkuda.
Apa yang terjadi denganku?
Mengapa aku terlalu egois?
Pertanyaan demi pertanyaan terus saja mengalir di kepalaku.
Aku memang benar benar tidak sanggup Tuhan………

Pagi ini emang tak secerah yang aku inginkan, Tapi pagi ini aku telah berjanji pada Aisyah akan mengantarkan Zyco ke rumah sakit Adam Malik untuk mengambil persediaan obatnya yang telah habis.
Kujemput Pangeranku dengan mobil sedanku. Wajahnya kelihatan pucat sekali, Aku tau kalau dia sudah tidak mampu berfikir apa apa lagi.
Aku mencoba membangkitkan semangatnya.
“Kamu tidak takut kalau nanti terlular olehku…..”tanya Zyco padaku.
Aku terkejut dia pertanyakan itu padaku.
“Tidak….Zyco….”jawabku sambil membelai rambutnya yang kian menipis serta menatap mata nya yang kosong.
Kubelai lagi rambutnya, Lalu wajahnya…lalu ….

Akhirnya aku bisa menerima Zyco sang Pangeranku untuk menjadi Pendampingku. Smoga

Tuhan mengerti akan niat baikku dan aku yakin akan kemajuan tekhnologi.

Smoga

Tidak ada komentar: